Tas Bordir

Ini nih salah satu contoh kalo bordir tuh g cuma buat orang-orang tua doank..
Bordir bisa diaplikasikan ke tas juga, yang di atas itu tas etnik bordir.
Cantik ya...
kalo qm pengen tas kayak gitu, q bisa kok ngebuatin,
atau mungkin qm penegn buat desain tas qm sendiri, n bisa juga buat sendiri. Nanti tetep q bantu lah.
Ok guys...
open ur eyes and ur mind about 'Bordir'
Karena si 'Bordir' ini smakin tergeser dengan teknologi-teknologi instan yang g berkualitas.
trust ne dah.
okok ^^

posted under | 1 Comments

Kalung bordir


Nih...salah satu karya bordir yang keren. Gimana, apa masih berpikir kalo bordir itu cuma buat orang tua??
pasti pada pengen ya,
kalo mau dibuatin bisa pesen di q. Langsung aja comment di sini.
sebenere masih ada pernak-pernik lain yang juga dibuat dari bordir.tunggu posting selanjutnya lagi yaa...

posted under | 3 Comments

Artis2 juga pake bordir lho


Bordir nggak cuma buat oarang tua. Kesan awal yang katanya bordir cuma untuk orang tua itu nggak bener tau. Tuh liat aja, Agnes aja pake kebaya yang ada bordirannya juga kan. Jupe juga tuh. Mungkin kalian pada nggak tau ya, kalau artis-artis sekarang udah banyak yang pake baju dengan ornamen bordir.
Bordir sekarang itu udah modern tau, udah nggak kaku kayak dulu. tapi lebih fleksibel, dan terlihat lebih glamour kan...
Udah deh, liat aja nanti. Q bakal posting beberapa bukti kalo bordir itu keren. Nggak cuma bordir di atas baju, tapi juga bisa lho bordir diaplikasikan untuk yang lain. Misalnya Bros lucu, kalung keren, dan lain sebagainya.
Tunggu postingq selanjutnya ya....
^^

posted under | 0 Comments

nceb's bordir photos

posted under | 0 Comments

bordir

bordir adalah salah satu bentuk dari seni menyulam. Namun tekhniknya lebih praktis dan modern. Alat yang digunakan adalah mesin bordir seperti yang di bawah ini:


Mesin jenis ini adalah jenis yang tidak terlalu modern namun juga tidak terlalu tradisional. Cara menggunakannya cukup mudah, seperti halnya menjahit baju, namun perlu tekhnik keluwesan tangan. Sistemnya adalah kombinasi antara pedal mesin pada kaki, pedal pada paha, dan tekhnik tangan dalam meggerakan pemidang.
jika dibandingkan dengan mesin bordir yang modern, misalnya mesin bordir komputer, mesin jenis ini memang terlihat banyak kekurangannya. Namun jangan salah, ternyata tak sedikit pula keuntungan yang diperoleh:

  1. Jika menggunakan mesin bordir komputer maka akan memerlukan modal awal yang sangat besar, karena harga dari mesin tersebur berkisar antara 30 juta. Sedangkan mesin yang di atas hanya dibutuhkan modal awal untuk membeli mesin ini hanya sekitar 2 juta-an. Bisa dibayangkan  berapa uang modal yang bisa disisihkan untuk membeli keperluan yang lain.
  2. Mesin bordir yang di atas masih dioperasikan dengan manual, tapi sudah cukup cepat menyelesaikan pesanan-pesanan bordir yang ada. Karena manual tersebut, hasil yang dihasilkan bisa lebih variatif dan kreatif.
  3. Karena harganya yang lebih murah, tarif yang dikenakan untuk pelanggan bordir menjadi relatif terjangkau. Maka dari itu usaha bordir yang mnggunakan mesin seperti di atas tersebut masih banyak diminati.
Ok guys..that's all.

posted under | 0 Comments

Sejarah Bordir

Sejarah Bordir

Hiasan bordir memiliki proses perjalanan cukup panjang sejak dahulu kala. Kini, seni hiasan bordir dapat ditemukan di mana-mana dan tiap daerah memiliki ciri khas tersendiri. Pada dasarnya, hampir tiap-tiap negara di dunia ini memiliki sejarah dan cerita unik mengenai seni hiasan bordir. Dan ketika dikeluarkan pertama barang tersebut pun merupakan sesuatu yang mewah. Hanya bisa dimiliki oleh orang-orang tertentu. Hal ini terjadi di Byzantium pada tahun 330 sesudah Masehi sampai abad ke-15. Pada zaman tersebut hiasan dipadukan dengan ornamen dari emas.
Bordir sebuah seni yang memadukan dekorasi sulaman pada kain. Alat bantunya jarum dan benang. Pada zaman Mesir Kuno hiasan bordir sudah ada. Buktinya, pada pusara ada lukisan yang memberikan indikasi mengenai keberadaan hiasan bordir. Misalnya saja, terdapat hiasan bordir pada pakaian, pelapis tempat duduk, gantungan bahkan tenda. Selain itu, bangsa Yunani kuno pun juga mengenal hiasan bordir. Hal ini dibuktikan pada lukisan yang terdapat di vas. Ini dari abad ke-7 dan ke-6 sebelum Masehi. Agaknya di sana kemudian berkembang dan dipadukan dengan bahan kain. Itu sedikit sejarah singkat yang terjadi di Eropa Timur. Sementara, di Asia sendiri sudah ada cerita dari Dinasti Tang (618-907 sesudah Masehi). Hiasan bordir mencapai puncaknya saat Dinasti Cing yang bertahta. Pasalnya, kala itu jubah kerajaan yang terbuat dari sutera diramaikan oleh hiasan bordir merupakan contoh terbaik karya bordir Cina. Ini terjadi dari tahun 1644 hingga 1912.
Di Benua Asia, selain Cina ada India yang punya ciri khas tersendiri dalam seni hiasan bordir ini. Di India, hiasan ini merupakan salah satu kerajinan kuno. Sampai-sampai benda yang satu ini pun tidak luput dari perdagangan India Timur. Buktinya, hiasan bordir asal India bisa masuk ke Eropa pada abad ke-17 dan ke-18.
Kala itu motif hiasan bordir tidak jauh dari bentuk aneka tetumbuhan dan bunga-bunga. Belum lagi ada pepohonan yang sedang berbunga. Akhirnya, motif indah ini diserap oleh orang-orang Inggris. Akhirnya Inggris pun tidak ketinggalan dalam meramaikan seni hiasan bordir.
Sekali masuk ke Eropa Barat tentu saja negara di Eropa lainnya pun tersangkut-paut. Misalnya saja hiasan bordir di negeri Belanda. Baru pada abad ke-17 dan ke-18, keluarlah hiasan bordir pada kain sutera di negeri kincir angin tersebut.
Abad ke-20
Hiasan bordir berwarna mulai ramai pada pertengahan abad ke-20. Di Yordania, Turki dan Bokhara terdapat hiasan bordir pada sutera yang mengikuti motif bunga-bunga yang marak warnanya. Turki sendiri telah menciptakan hiasan bordir yang memadukan emas dengan sutera berwarna tepatnya dimulai pada sekitar abad ke-16. Sampai hiasan bunga Tulip khas negeri Belanda pun tidak terlewatkan dari desain bangsa Turki tersebut.
Hiasan ini pun berkembang pesat di benua Amerika. Ada dekorasi bordir yang dipengaruhi oleh budaya suku Indian. Misalnya ada tambahan bulu-bulu pada hiasan bordirnya. Lalu, di daratan Amerika Selatan, tentunya hiasan bordir dipengaruhi oleh nuansa-nuansa berbau Spanyol. Sampai akhirnya, hiasan bordir tersebut ikut meramaikan padang rumput di bagian Afrika Barat dan Zaire sebagai hiasan yang sedap dipandang oleh mata.
Terbukti, masing-masing daerah, bahkan negara memiliki sejarah dan perkembangan unik mengenai dunia hiasan bordir. Patut kita berterima kasih kepada budaya zaman dahulu kala yang memulai hiasan bordir ini, sebab dengan adanya benang dan jarum yang berhasil dipadukan dengan bahan kain, lapangan pekerjaan dan roda pergerakan ekonomi berhasil terbantu. Hal ini setidaknya berlaku di Indonesia, kala krisis ekonomi menghimpit bangsa ini.
Selendang wol phasmina dari India yang lagi trend, tak hanya bisa dipakai sebagai stola yang disampirkan menutup punggung dan dada, tapi juga dapat diaplikasikan jadi bagian busana itu sendiri. Terutama pada busana muslim, phasmina menambah gaya. Selain itu rangkaian bunga yang dibordir atau disulam juga memberi aksen yang tak membosankan, apalagi bisa dipadu dengan rancangan yang unik dan menarik.
Desain busana muslim yang ditawarkan oleh desainer makin gaya, trendy dan bisa mengikuti sesuatu yang lagi in. Misalnya pemakaian phasmina, selendang wol berasal dari India lagi ngetrend, membuat busana muslim makin gaya dan unik. Begitu juga dengan bunga, para desainer tak pernah bosan mengolahnya baik sebagai bordir maupun korsase untuk mempermanis desain.
(Bali Post)

posted under | 0 Comments

Kisah Hamzah Izzulhaq, Entrepreneur Sukses Berusia 18 Tahun

Dipostingan pertama ini, saya pengen share kisah Entrepreneur Muda yang Sukses di umur 18 tahun.

Hamzah Izzulhaq Entrepreneur berusia 18 tahun ini tidak ingat secara pasti kapan pertama kali dirinya mulai berdagang. Namun satu hal yang pasti adalah bibit-bibit kemandiriannya telah terbentuk sejak ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Mulai dari menjual kelereng, gambaran, petasan hingga menjual koran, menjadi tukang parkir serta ojek payung, Hamzah Izzulhaq, demikian nama entrepreneur muda ini memoles jiwa entrepreneurship-nya. Bertujuan menambah uang saku, ia melakoni semua itu di sela-sela waktu luang saat kelas 5 SD.

CIMG0180_800x600Hamzah, begitu dia sering disapa, terlahir dari keluarga menengah sederhana. Sang ayah berprofesi sebagai dosen sementara ibunda adalah guru SMP. Secara ekonomi, Hamzah tak kekurangan. Ia senantiasa menerima uang saku dari orangtuanya. Namun terdorong oleh rasa ingin Mandiri dan memiliki uang saku yang lebih banyak, Hamzah rela menghabiskan waktu senggangnya untuk mencari penghasilan bersama dengan teman-temannya yang secara ekonomi masuk dalam kategori kurang mampu.

Hamzah mulai menekuni bisnisnya secara serius ketika beranjak remaja dan duduk di bangku kelas 1 SMA. Ia berjualan pulsa dan buku sekolah setiap pergantian semester. Pemuda kelahiran Jakarta, 26 April 1993 ini melobi sang paman yang kebetulan bekerja di sebuah toko buku besar untuk menjadi distributor dengan diskon sebesar 30% per buku. “Buku itu lalu saya jual ke teman-teman dan kakak kelas. Saya beri diskon untuk mereka 10%, sehingga saya mendapat 20% dari setiap buku yang berhasil terjual. Alhamdulillah, saya mengantongi nett profit pada saat itu mencapai Rp950 ribu/semester,” aku Hamzah kepada CiputraEntrepreneurship.com.

Uang jerih payah dari hasil penjualan pulsa dan keuntungan buku kemudian ditabungnya. Sebagian dipakai untuk membuka konter pulsa dimana bagian operasional diserahkan kepada teman SMP-nya sementara Hamzah hanya menaruh modal saja. Sayangnya, bisnis itu tak berjalan lancar. Omzet yang didapat sering kali dipakai tanpa sepengetahuan dan seizin Hamzah. Voucher pulsapun juga sering dikonsumsi secara pribadi. Dengan kerugian yang diteriman, Hamzah akhirnya memutuskan untuk menutup usaha yang hanya berjalan selama kurang lebih 3 bulan itu. “Sampai sekarang etalase untuk menjual pulsa masih tersimpan di gudang rumah,” kenang Hamzah sambil tertawa.

Dengan menyimpan rasa kecewa, Hamzah berusaha bangkit. “Saya sangat suka membaca buku-buku pengembangan diri dan bisnis. Terutama buku “Ciputra Way” dan “Quantum Leap”. Sehingga itu yang membuat saya bangkit ketika rugi berbisnis,” jelasnya. Bermodal sisa tabungan di bank, Hamzah mulai berjualan pulsa kembali. Beberapa bulan kemudian, tepatnya ketika ia kelas 2 SMA, Hamzah membeli alat mesin pin. Hal itu nekat dilakoninya karena ia melihat peluang usaha di sekolahnya yang sering mengadakan sejumlah acara seperti pentas seni, OSIS dan lainnya, yang biasanya membutuhkan pin serta stiker. Dari acara-acara di sekolah, ia menerima order yang cukup besar. Tapi lagi-lagi ia harus menerima kenyataan merugi lantaran tak menguasai teknik sehingga banyak produk orderan yang gagal cetak dan mesinnya pun rusak. “Ayah sedikit marah dengan kerugian yang saya buat itu,” lanjut Hamzah.

Dari kerugian itu, Hamzah merenung dan membaca biografi pengusaha sukses untuk menumbuhkan kembali semangatnya. Tak berapa lama, ia mulai berjualan snack di sekolah seperti roti, piza dan kue-kue. Profit yang terkumpul dari penjualan makanan ringan itu sebesar Rp5 juta. Pada pertengahan kelas 2 SMA, ia menangkap peluang bisnis lagi. Ketika sedang mengikuti seminar dan komunitas bisnis pelajar bertajuk Community of Motivator and Entrepreneur (COME), Hamzah bertemu dengan mitra bisnisnya yang menawari usaha franchise bimbingan belajar (bimbel) bernama Bintang Solusi Mandiri. “Rekan bisnis saya itu juga masih sangat muda, usianya baru 23 tahun. Tapi bimbelnya sudah 44 cabang,” terangnya.

Hamzah lalu diberi prospektus dan laporan keuangan salah satu cabang bimbel di lokasi Johar Baru, Jakarta Pusat, yang kebetulan ingin di-take over dengan harga jual sebesar Rp175 juta. Dengan hanya memegang modal Rp5 juta, pengusaha muda lulusan SMAN 21 Jakarta Timur ini melobi sang ayah untuk meminjam uang sebagai tambahan modal bisnisnya. “Saya meminjam Rp70 juta dari ayah yang seharusnya uang itu ingin dibelikan mobil. Saya lalu melobi rekan saya untuk membayar Rp75 juta dulu dan sisanya yang Rp100 juta dicicil dari keuntungan tiap semester. Alhamdulillah, permintaan saya dipenuhi,” kenang Hamzah.

Dari franchise bimbel itu, bisnis Hamzah berkembang pesat. Keuntungan demi keuntungan selalu diputarnya untuk membuat bisnisnya lebih maju lagi. Kini, Hamzah telah memiliki 3 lisensi franchise bimbel dengan jumlah siswa diatas 200 orang tiap semester. Total omzet yang diperolehnya sebesar Rp360 juta/semester dengan nett profit sekitar Rp180 juta/semester. Sukses mengelola bisnis franchise bimbelnya, Hamzah lalu melirik bisnis kerajinan SofaBed di area Tangerang.

Sejak bulan Agustus lalu, bisnis Hamzah telah resmi berbadan hukum dengan nama CV Hamasa Indonesia. Lulusan SMA tahun 2011 ini duduk sebagai direktur utama di perusahaan miliknya yang omzetnya secara keseluruhan mencapai Rp100 juta per bulan. “Saat ini saya sedang mencicil perlahan-lahan modal yang saya pinjam 2 tahun lalu dari ayah. Alhamdulillaah, berkat motivasi dan Pak Ci saya sudah bisa ke Singapore dan Malaysia dengan hasil uang kerja keras sendiri,” ujarnya.

Menurut Hamzah, dari pengalamannya, berbisnis di usia muda memiliki sejumlah tantangan plus kendala seperti misalnya diremehkan, tidak dipercaya dan lain sebagainya. Hal itu dianggapnya wajar. “Maklum saja, sebab di Indonesia, entrepreneur muda dibawah 20 tahun masih amat langka. Kalau di Amerika usia seperti saya ini mungkin hal yang sangat biasa,” tutupnya.

Sumber

posted under | 0 Comments

Visitor

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

About Me

Foto saya
Nceb's Bordir Sentra Bordir Desa Bringin Kec.Badas-Kediri jl. Tabrani no.55

Leave Comment

Followers

Improve ur 'Bordir' art here

Recent Comments